Jatuh pertama tgl 27 desember 2013 jam 22.30 wib di jembatan bagak, sebelumnya habis jalan2 sama Maya ke pantai Pemangkat. Rencana mau ke Sambas, karena kelelahan, udah jam 15.00 & cuaca mendung, cuma sampai Kec. Pemangkat. Maya mengajak gantian biar aku ndk capek, tapi aku tetap paksakan bawa motor. Sampai rumah Maya jam 20.00 malam dengan cuaca dingin & gerimis, aku kelelahan dan terbaring didepan Tv, badan mulai masuk angin dan panas. Jam 21.30 aku pamit pulang dengan cuaca masih gerimis, sampai pasar Bagak hujan semakin lebat dan menyakitkan kena wajah. Ku tutup wajahku memakai tangan sebelah, sampai mendekati jembatan setelah tepekong kecil, aku berpapasan dengan mobil warna putih yang melaju kencang dan tiba-tiba menembakkan lampu jauhnya, sehingga silau dan pas diatas jembatan belum sempat tangan satuku menggapai stang, stang motorku bergerak ke kiri dan ke kanan cukup kencang seperti kena angin kuat dari mobil yang melaju dan menabrak gundukan jembatan, sehingga aku langsung terpental dari sisi depan motor dan kepala & dada kiriku langsung terhempas duluan ke aspal. Motorpun terseret dan hampir menabrakku, lalu ku tahan motor yang terseret memakai kakiku. Aku langsung terbangun dan membangunkan motorku. Suasana cukup sepi karena kiri kanan pematang sawah. Aku mencari sendalku dan kutemukan sudah putus. Kaki, siku lengan, lutut dan tanganku berdarah. Injakan motorku dekat gigi motor bengkok kuat, sehingga sulit merubah gigi. Aku dorong motor ke bengkel bagak yang sudah hampir tutup dan meminta meluruskan injakan kaki motorku. Saat jatuh cuma 1 orang yang melihatku dan menawarkan pertolongan, cuma aku masih kuat. Sampai di rumah aku langsung masuk kamar dan tidak berani bilang ke ortuku. Subuh2 baru ku obati lukaku. Besok pagi ortuku melihat motor sudah lepas penutup lampu depan dan calar2. Luka disiku lenganku makin membengkak dan rupanya aku keloid/bekas luka tumbuh benjolan daging sama seperti ibuku. Tgl 23 juni 2013 jam 15.30 wib aku jatuh di desa Sebunga (perbatasan Malaysia-Indonesia) di rabat beton dusun beruang. Hari-hariku sebelum jatuh cukup banyak kegiatan di lapangan. Dua hari sebelum jatuh aku bersama Mansyah ke sawit divisi IV mencari suami lek Tini yang kerja sawit disana., jalannya lewat dusun Beruang dan cukup jauh dan menguras tenaga. Sehari sebelum jatuh aku pergi ke rumah Pak Jaya untuk memberikan RAB revisi jembatan di dusun Beruang. 3x aku ke rumah pak Jaya, tetapi tidak berjumpa, karena dia lagi menghadiri acara nikahan warga dusun Aping. Aku pulang dan sore harinya aku, Mansyah dan Aspia mencari pakis di rabat beton dusun Aping dan arah hutan untuk di buat sayur. Aspia pulang dulu ke rumah karena sudah kelaparan. Sore harinya kami pulang dan malamnya aku ke warung untuk membeli kacang ijo dan bumbu. Bulan purnama cukup terang dan malam puncaknya. Aku sendirian di mess. Baru kali ini semua penghuni mess pulang dan aku sudah hampir sebulan tidak pulang. Sudah 6 hari tiap jumat-minggu aku tidur sendiri. Malam itu Mansyah datang dan memasakkan pakis, sedangkan aku memasak kacang hijau. Cuma kami berdua yang makan, Mansyah jam 23.00 sudah tidur, aku masih bermain game balap mobil WRC 3 Campionship rally sampai jam 01.00 dini hari. Besoknya hari minggu aku & Mansyah tidak ke gereja karena jam 10.00 baru bangun
. Mansyah pamit pulang dan aku memanaskan kacang hijau & sayur pakis. Lalu makan, mencuci baju dan mandi. Jam 12.00 aku ke rabat beton dusun Aruk dan bertemu Pak Piet dan pekerja yang sudah menantiku dari jam 10.00. Jam 14.00 aku ke rumah Pak Jaya dan makan2 karena ada acara Saudaranya suster dari Jakarta baru datang. Bunyuk yang ku makan cukup asin dan tidak enak. Setelah itu aku ke rabat beton dusun Aping dan ke rabat beton dusun Beruang untuk melihat dan mendokumentasikan hasil swadaya warga dusun Beruang dan Transmigran dari Jawa Barat bergotong royong menimbun jalan lokasi rabat beton yang rusak parah menjelang Hut kemerdekaan RI. Sepulangnya dari rabat beton aku cukup pelan mengemudikan motor vegaku dan sempat menegor pemuda yang kerja di rabat beton dusun Beruang tersebut. Sesampainya di kuburan Katolik aku memperlambat kendaraanku karena turunan dan jalan rabat beton yang rusak. Ingatanku cuma sampai disitu. 30 menit 2 pekerja sawit dari dusun Ngole Desa Kaliau baru menolongku karena warga dusun Beruang tidak berani menolongku karena takut melihat mukaku sudah berlumuran darah. Kemudian Aku dibawa ke puskesmas Depan Kantor Kecamatan Sajingan dekat mess tempat aku tinggal. Mansyah dan Aspia bersama orang yang menolongku membawaku ke Sambas. Sepanjang perjalanan aku tidak sadarkan diri. Tiba2 ku tersadar jam 23.30 malam sudah berada di Rumah Sakit Tumuk manggis Sambas. Disiti dengan pandangan kabur kumelihat Bu Nihaya, Pak Bambang, Pak Heriadi, Ortuku, Mas Eko dan Pak lek tumbuh. Tidak berapa lama aku tidak sadarkan diri lagi. Besoknya jam 19.00 aku tersadar dan sudah ada di Rumkit Harapan bersama Singkawang. Ortuku dan adek2ku juga menjengukku. Aku cuma sadar sebentar. Hari ke 3 baru benar2 sadar dan sempat bergurau dengan ayu dan yuli. Kebetulan yuli baru pulang dari jawa. Besoknya kepalaku sakit sekali dan jarum infus sudah dipasang bergantian dikiri dan kanan lenganku. Saat perawat ingin memindahkan lagi jarum infusnya, aku tidak mau dan berbicara setengah sadar : jangan dipasang lagi, racun itu. Tanganku terus meremas kepalaku. Rlsaat dironaen ada pendarahan dikepala atasku. Tepat hari ke 8 aku pulang dengan kondisi yang lemah & pusing serta pandangan kabur. Berjalan oyong dan rasa berat kepalaku. Aku ijin sebulan tidak masuk kerja. Bulan Agustus aku ke sambas dan SPT ku keluar tgl 12 Agustus 2013 aku dipindahkan dari Kec.Sajingan Besar ke Kec. Selakau. Selama di Selakau aku belum pulih total. Masih sering sakit2an. Tepat 9 januari 2014 aku mengajukan resign. Tgl 12 Februari jam 14.00 aku mau ke rumah maya untuk mengajaknya olah raga ke bukit roban. Pas dipasar kulor aku melaju dengan kecepatan 60 km/jam dan tiba2 didepanku ada motor berhenti. Disisi depanku juga aga truck sehingga aku tak bisa mengendalikan motorku saat direm. Lalu aku menabrak motor yng berhenti didepanku aku terjungkal dan jatuh dipinggir jalan. Motorku bengkok stangnya dan motor supra plat merah yang kutabrak bengkok tempat injakan kaki dekat remnya. Aku luka kecil dilutut dan kakiku serta lecet ditelapak tangan kananku. Orang yang kutabrak cuma luka kecil di kakinya. Sukurnya orang tersebut cuma bertanya ndak lihat kah saya berhenti. Polisi 2 orang menanyaiku motor siapa ini dan dari mana mau ke mana. Sukurnya korban yang ku tabrak tidak luka parah. Motorku yang luka parah, sehingga harus diinapkan di bengkel samudera jaya kulor. Kurang lebih Rp.544.000 untuk mengganti shock depan, mangkok stang depan dll. Aku menyuruh maya menjemputku dan kami olah raga di bukit roban. Kejadian ini mengingatkanku untuk menjaga kondisi motor dan konsentrasi saat berkendaraan. Aku sering melamun dan ngantuk saat di atas motor. Malamnya kakiku baru terasa ngilu dan perih.
Jumat, 14 Februari 2014
Jatuh dari motor vega
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar